ADAT ISTIADAT PULAU BALI

Kita tidak akan habis jika berbicara tentang Bali, apalagi tentang keunikan adat istiadatnya yang sangat berciri khas. Mayoritas penduduk Pulau Bali memeluk Agama Hindu, oleh karena itu ada istiadatnya tidak lepas dari kentalnya Budaya Hindu. Mari kita bahas satu-satu tentang keunikan dari adat istiadat yang ada di Bali.


1. UPACARA NGABEN

Ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah dari Bali yang dilakukan guna menyempurnakan jenazah menurut kepercayaan agama hindu. Upacara adat ini terbagi oleh beberapa jenis, yakni Ngaben Sawa Wedana, Ngaben Asti Wedana, dan Swasta. Adat ini tidak hanya dilakukan di daerah Bali saja, namun juga di daerah lain yang penduduknya memeluk agama hindu dan mampu melaksanakan upacara ngaben. Karena biaya yang diperlukan dalam upacara ini tidaklah kecil, maka tidak semua pemeluk agama hindu melakukan upcara ngaben.

Biasanya, Upacara Ngaben akan dilaksanakan mulai dari tiga hingga tujuh hari. Bahkan, persiapannya bisa sampai sebulan lamanya, dan jenazah akan diawetkan sampai saat pembakaran jenazah dilakukan. Jenis ini disebut Ngaben Sawa Wedana.

Ngaben jenis lain yang acapkalikali dilakukan di Bali merupakan Ngaben Asti Wedana, yang mana jenazah sudah dikubur terlebih dahulu, nantinya yang dibakar hanyalah tulangnya saja. Pelaksanaan ngaben ini dilakukan karena menunggu waktu yang tepat karena keluarga terhalang masalah keuangan atau masih terikat oleh aturan daerah. Sedangkan jenis ngaben lain yaitu, Ngaben Swasta diperuntukkan bagi mereka jasadnya tidak ditemukan atau berada di luar negeri.


2. UPACARA MELASTI


Melasti merupakan upacara akbar yg selalu rutin digelar setiap tahun. Biasanya, Upacara Melasti ini diadakan tiga hari menjelang Hari Raya Nyepi. Tujuan dari Upacara Melasti sendiri ialah penyucian diri bagi penduduk Hindu di Bali. Mereka akan mendatangi beberapa sumber air sakral, misalnya danau, mata air, sampai lautyang dianggap menyimpan mata air keabadian atau Amerta. 

Pada Upacara ini pemangku (pemuka agama hindu) akan memercikkan air suci ke kepala setiap orang yang datang. Tujuan pemercikan ini ialah meluruhkan seluruh kotoran dan hal jelek pada tubuh supaya jiwa dan raga kembali kudus.

3. UPACARA OMED-OMEDAN

Upacara ini dimulai dengan melakukan persembahyangan bersama-sama di pura. Selanjutnya grup muda-mudi yang belum menikah berusia 18-30 tahun akan mulai berhadapan. Biasanya akan terdapat satu muda-mudi yang maju kemudian disiram menggunakan air. Mereka akan berusaha saling bertarung dan kadang diakhiri saling berciuman.

Tradisi Omed-Omedan telah terdapat semenjak puluhan tahun silam dan masih dipertahankan sampai kini oleh penduduk pada Denpasar khususnya di kawasan Bandar Kaja.


4. UPACARA MEPANDES


Bagi umat Hindu, Upacara Mepandes atau upacara potong gigi adalah upacara keagamaan yang harus dilakukan bila seseorang anak telah dewasa, dan dapat diartikan menjadi bentuk pembayaran hutang Orang Tua terhadap anak-anak mereka. Lantaran dipercaya telah sanggup menghilangkan enam sifat tidak baik pada diri manusia. 

Pada Upacara Mepandes ini, anak-anak yang telah memasuki usia dewasa, permukaan gigi taringnya akan dikikis hingga rata. Dengan mengikis gigi taring sampai rata, maka mereka yang dewasa diharapkan selalu berbuat kebaikan.


5. UPACARA OTONAN

Bali memang mempunyai banyak upacara adat contoh lainnya ialah Upacara Otonan. Upacara ini adalah upacara yang digelar dalam rangka kelahiran seorang. Biasanya, Otonan akan digelar saat bayi telah berumur 6 bulan. Lalu akan diselenggarakansetiap 6 bulan berikutnya, dengan upacara yang lebih kecil.

Masyarakat Bali meyakini, bahwa melakukan Upacara Otonan, bisa memilih watak seorang. Bahkan, akan diselenggarakan upacara lagi bila watak menurut seorang tadi kurang baik, dan dipercaya juga bisa merubah perilaku.


Berikut tadi ialah 5 adat istiadat yang masih dilakukan di daerah Bali hingga sekarang. Tidak jarang wisatawan pergi ke Bali karena ingin melihat secara langsung bagaimana proses upacara-upacara tersebut, karena budaya Bali memang sangatlah menarik dan juga unik.


sumber: https://blog.tiket.com/upacara-adat-di-bali/


Komentar